Anies Baswedan salah satu sosok yang memiliki peran begitu penting akan perkembangan di Indonesia. Kebijakan-kebijakannya selama menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada masa kabinet kerja Presiden Jokowi, membawa dampak yang baik dalam perkembangan pendidikan di Indonesia.
Sosok yang begitu cerdas dan begitu santai dalam mengatasi masalah di kehidupannya merupakan alumni dari Universitas Gajah Mada.
Penasaran dengan tokoh satu ini ?
Anies Baswedan lahir pada tanggal 7 Mei 1969 di Jawa Barat, yang lahir dan tumbuh besar dari keluarga yang tidak jauh dari dunia pendidikan. Anies lahir dari pasangan Rasyid Baswedan dengan Aliyah Rasyid yang kedua orangtuanya berprofesi dalam dunia akademik.
Ayahnya, Rasyid Baswedan bekerja sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Ibunya, Aliyah Rasyid menjabat sebagai guru besar dan dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Negeri Yogyakarta.
Karena pekerjaan tersebut, orangtuanya tinggal di Yogyakarta. Dalam keluarganya, Anies sebagai anak pertama dari 3 bersaudara, adiknya antara lain :
- Abdillah Rasyid Baswedan
- Ridwan Rasyid Baswedan
Lahir dan tumbuh dalam keluarga yang tidak jauh dari pendidikan, Anies dididik sangat baik oleh kedua orangtuanya, inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat Anies menjadi tokoh yang sangat hebat dalam dunia pendidikan.
Anies Baswedan sangat menyukai dunia pendidikan dan juga aktif dalam kegiatan sosial, hal ini dia buktikan dengan mendirikan sebuah gerakan sosial untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat di Indonesia seperti Gerakan Indonesia Mengajar dan Indonesia Menyala.
Anies Baswedan menjadi sosok yang hebat seperti saat ini membutuhkan proses yang sangat panjang untuk bisa menjadi seperti sekarang ini. Banyak hal-hal maupun pengalaman yang didapatkan oleh Anies selama terjun di dunia pendidikan.
Tidak hanya lahir dari keluarga yang terdidik, Anies juga merupakan cucu dari Abdurrachman Baswedan, yang semasa hidupnya menjadi salah satu tokoh pejuang pergerakan nasional dan juga pernah menjabat sebagai menteri penerangan pada awal masa kemerdekaan Indonesia.
Anies Baswedan menikah dengan Fery Farhati Ganis dan dikaruniai 4 orang anak :
- Mutiara Annisa
- Mikail Azizi
- Kaisar Hakam
- Ismail Hakim
Masa Kecil dan Pendidikan Anies Baswedan
Anies Baswedan mengawali masa pendidikannya dengan bersekolah di TK Masjid Syuhada di Yogyakarta, setelah itu bersekolah di SD Laboratori Yogyakarta, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 5 Yogyakarta, dan selepas lulus SMP, Anies diterima di SMAN 2 Yogyakarta.
Anies menghabiskan masa kecilnya di kota Yogyakarta.
Sejak kecil Anies sudah akrab dengan organisasi dan kepemimpinan, hal itu dia buktikan ketika masih saat berusia 12 tahun ketika itu dirinya masih berstatus pelajar SMP, beliau membentuk kelompok di kampungnya, yang dimana kelompok tersebut beranggotakan anak-anak yang berusia dari rentang 7 sampai 15 tahun.
Kelompok tersebut bernama Kelabang, dimana kepanjangannya adalah Klub Anak Berkembang. Kelompok ini sangat senang sekali mengadakan berbagai kegiatan seperti olahraga maupun kesenian.
Kemampuan berorganisasi Anies semakin ter-asa ketika dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua OSIS di SMAN 2 Yogyakarta. Tidak hanya berhenti di situ saja, bahkan Anies pernah mengikuti pelatihan kepemimpinan yang diadakan di Jakarta pada tahun 1985, di sana dia menjadi ketua dari 300 delegasi SMA-SMA yang ada di Indonesia.
Selain Anies Baswedan, baca juga biografi ridwan kamil putra kebanggaan Jawa Barat.
Tidak hanya itu saja, bahkan Anies pernah terpilih sebagai wakil dari sekolahnya untuk mengikuti program kegiatan pertukaran pelajar yang bernama AFS, Anies dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti kegiatan tersebut yang berlangsung selama 1 tahun (1987-1988).
Program AFS yang diikuti oleh Anies membuat dirinya menempuh pendidikan SMA selama empat tahun dan lulus pada tahun 1989. Selepas masa SMA berakhir, Anies melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan mengambil konsentrasi Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi UGM.
Kemampuan Anies di UGM semakin diasah, dia sangat aktif dalam gerakan-gerakan mahasiswa. Dalam kehidupan kampus, Anies mengikuti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan juga menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.
Selain aktif dalam HMI, Anies juga menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UGM dan turut andil dalam kembalinya Senat Mahasiswa UGM yang sempat dibekukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebuayaan.
Menjadi Aktivis di Universitas Gadjah Mada
Selain menjabat Ketua Senat Mahasiswa di fakultasnya, Anies juga terpilih menjadi Ketua Senat Universitas Gadjah Mada, dia berhasil terpilih melalui kongres yang diadakan pada tahun 1992 di UGM.
Selepas menjabat sebagai ketua senat universitas, hal yang dilakukan oleh Anies Baswedan adalah membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif di UGM.
Diluar kampus, Anies juga pernah menjadi bagian dari demonstran yang melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah yang terjadi pada tahun 1993 di Yogyakarta.
Dalam masa kuliahnya, Anies pernah mendapatkan beasiswa untuk mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian-kajian Asia. Beasiswa ini diadakan oleh JAL Foundation, Anies mendapatkan beasiswa tersebut setelah memenangkan lomba menulis dengan tema lingkungan.
Ditahun 1995, Anies berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya di UGM, selepas lulus dari UGM, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi di UGM.
Ketika bekerja di UGM, Anies mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu master. Anies mendapatkan beasiswa Fulbright dari AMINEF dibidang Keamanan Internasional dan Kebijakan Ekonomi di Universitas Maryland, College Park ditahun 1997.
Selepas lulus dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dia mendapatkan beasiswa untuk melajutkan kuliah dengan mengambil Ilmu Politik di Northem Illinois University ditahun 1999.
Selain kuliah, Anies juga bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research di kampusnya. Disertasinya mengenai Otonomi Daerah dan Pola Demokrasi di Indonesia membuat dirinya lulus pada tahun 2005.
Kembali untuk Mengabdi Kepada Indonesia
Selepas menyelesaikan pendidikannya di Northem Illinois University ditahun 2005, sudah waktunya Anies untuk mengabdi kepada Indonesia, beliau kembali ke Indonesia untuk menerapkan apa yang dia pelajari selama berkuliah di luar negeri.
Di Indonesia, Anies Baswedan bekerja sebagai National Advisor dibidang desentralisasi dan otonomi daerah di Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta (2006-2007). Selain itu juga menjadi peneliti utama di Lembaga Survei Indonesia (2005-2007).
Ditahun 2007, Anies Baswedan untuk pertama kali menjadi rektor termuda di Indonesia, dia dilantik menjadi rektor di Universitas Paramadina yang terletak di Jakarta. Anies dilantik setelah menggantikan rektor sebelumnya sekaligus pendiri Universitas Paramadina, yaitu Nurcholish Madjid.
Anies tercatat sebagai rektor termuda ketika dilantik menjadi rektor, dia masih menginjak usia 30 tahun. Sebuah hal yang mengagumkan, diusianya yang masih sangat mudah sudah diberikan amanah yang begitu besar dengan mengelola sebuah kampus sebagai bentuk perkembangan peradaban.
Selama menjabat sebagai rektor di Universitas Paramadina, salah satu hal yang dilakukan oleh Anies adalah dengan merintis program beasiswa di Universitas Paramadina yang bernama Paramadina Fellowship.
Menjabat Sebagai Menteri Pendidikan Republik Indonesia dan Gubernur DKI Jakarta
Dalam perjalanan kariernya, Anies pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di masa kabinet Presiden Jokowi-Jusuf Kalla.
Selama menjabat, Anies melakukan pembenahan atau perbaikan pada seleksi terbuka kemendikbud dan kemudian juga membuat Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selain membuat KIP, Anies Baswedan juga menghimbau kepada orangtua untuk turut ikut dalam mengantar anaknya sekolah pada tahun ajaran baru.
Tidak hanya itu, Anies Baswedan juga menerapkan kurikulum pendidikan terbaru yang juga serta meratakan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, dengan menyebarkan guru-guru yang memiliki kualitas yang sama di setiap daerah.
Banyak hal-hal yang dilakukan oleh Anies Baswedan selama menjabat, hal-hal yang dia lakukan bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Anies menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan hanya berlangsung kurang lebih 2 tahun, dia dilantik pada tahun 2014 kemudian digantikan oleh Muhadjir Effendy pada tahun 2016.
Selepas menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan diusung oleh Partai Gerindra untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagaii calon Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Dengan memiliki pengalaman yang banyak dan tentunya sudah tidak asing dengan dunia politik, bersama Sandiaga Uno, beliau berhasil mendapatkan suara terbanyak jika dibandingkan dengan lawannya waktu itu, yaitu Basuki Tjahaja Purnama dengan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta.
Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta ditahun 2017.
Konten ini dibuat pada bulan September 2019.